SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
II. PEMBENTUKAN CITRA Model Citra Citra merupakan fungsi malar (kontinyu) dari intensitas cahaya pd bidang 2D. Secara matematis  fungsi intensitas cahaya pd bidang 2D  disimbolkan dgn  f(x,y) (x,y)  : koordinat kartesian f(x,y)  : intensitas cahaya ( brightness ) pd titik (x,y) CITRA  Kontinyu Diskrit Dihasilkan dari sistem optik yg menerima sinyal analog, misal mata manusia & kamera analog Dihasilkan melalui proses digitalisasi citra kontinyu. Bbrp sistem optik dilengkapi fungsi digitalisasi, shg mampu menghasilkan citra diskrit (digital), misal kamera digital & scanner
f(x,y) x y Cahaya merupakan energi, shg intensitas cahaya f(x,y) bernilai: 0<=  f(x,y) < ∞ f(x,y)= i(x,y) . r(x,y) Dengan,  i(x,y): jumlah cahaya yg berasal dari sumbernya ( illumination ), 0<=  i(x,y) <∞ r(x,y): derajat kemampuan objek memantulkan cahaya ( reflection ), 0<=  r(x,y) <=1 Gbr 2.1  Cara penentuan koordinat titik dlm citra Gbr 2.2  Pembentukan citra Sumber cahaya f(x,y) permukaan normal i(x,y)
Contoh  nilai i(x,y):   a. Cuaca cerah, matahari menghasilkan iluminasi sekitar 9000  foot candles . b. Cuaca mendung atau berawan, matahari menghasilkan iluminasi sekitar 1000  foot  candles   Contoh  nilai r(x,y) a. Benda hitam 0.01 b. Dinding putih 0.8 Intensitas f(x,y) pd gambar hitam putih disebut  derajat keabuan   (grey level), derajat keabuannya bergerak dari hitam ke putih. Citranya disebut  citra hitam-putih (greyscale image)  atau  monochrome image . Rentang nilai derajat keabuan dari  lmin  sampai  l max L min  <  f<  L max  Selang   ( l min ,l max )  disebut  skala keabuan Karena alasan praktis,   ( l min ,l max ) sering digeser jd selang [0, L ] Intensitas 0 = hitam,  L =  putih dan nilai antara 0 sampai  L bergeser dari hitam ke putih
Contoh:  Citra hitam putih dgn 128 level: skala abu dari 0 sampai 127 atau [0,127]. Citra hhitam-putih  = citra satu kanal krn warnanya hy ditentukan oleh satu fungsi  intensitas.  Citra berwarna  = citra spektral, krn warnanya terdiri atas tiga komponen warna yaitu RGB (red, green, blue). Intensitas suatu titik pd citra warna merupakan kombinasi tiga intensitas: Derajat keabuan merah f merah (x,y), hijau f hijau (x,y), dan  biru f biru (x,y) Digitalisasi Citra Digitalisasi: representasi citra dari fungsi kontinyu menjadi nilai-nilai diskret. citra yg dihasilkan disebut  digital image . Dimensi ukuran dinyatakan tinggi (N) x  lebar (M) atau (lebar x panjang). Citra digital dengan  L  derajat keabuan, fungsinya dpt ditulis sbb: 0 <= x <= M-1 f(x, y)  0 <= y <= N-1 0<=  f  <=  L
Citra digital ukuran N (baris) x M (kolom) dinyatakan dgn matriks: f(i,j) : intensitas (derajat keabuan) pd titik (i,j) Tiap elemen citra digital  (elemen matriks) disebut  image element, picture element  atau  pixel  atau  pel Indeks baris i  dan  kolom j  menyatakan koordinat titik pd citra. N x M buah pixel Contoh : citra ukuran 128 x 128 pixel dinyatakan secara numerik dgn matriks, 128 baris (pd indeks i dari 0-127) dan 128 kolom (pd indeks j dari 0-127), contoh: Citra dgn level keabuan 256 f(x,y) = f(0,0)  f(0,1)  …  f(0,M-1) f(1,0)  f(1,1)  …  f(1,M-1) .  .  …  .  .  .  .  . .  .  .  . f(N-1,0)  f(N-1,1)  …  f(N-1,M-1)  0  100  100  …  255 1  101  100  …  150 100  200  10  …  100 .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  200  254  120  140 120
[object Object],[object Object],[object Object],1. Penerokan citra kontinyu disampling pd grid-grid berbtk bujursangkar. SAMPLER x y (0,0) D x D y M pixel N pixel (0,0) (0,1) (1,0) i (N-1,0 ) (0,M-1) Elemen gambar Elemen matriks j
x = Dx /M  increment y =  Dy  / N  increment N = jumlah maksimum  pixel  dalam satu kolom M = jumlah maksimum  pixel  dalam satu baris Dx = lebar gambar (dalam inchi) Dy = tinggi gambar (dalam inchi) Beberapa referensi menggunakan (1,1) ketimbang (0,0) sebagai koordinat elemen pertama di dalam matriks  Elemen  (i,j)  dalam matriks menyatakan rata-rata intensitas cahaya pd area citra yg direpresentasikan oleh pixel. Contoh:  citra biner yg hy mempunyai dua derajat keabuan: 0  (hitam) 1  (putih) Suatu gambar yg ukurannya  5 x 5 inchi  dinyatakan dalam matriks  Ukuran  4 x 5 (4 baris dan 5 kolom).
Tiap elemen gambar  lebarnya 1 inchi  &  tingginya 1,25 inchi  yang akan diisi dgn  Suatu nilai yg tergantung rata-rata intensitas cahaya pd area tsb Area 1 x 1,25 inchi pd sudut kiri atas gambar berlokasi pd (0,0) Area 1 x 1,25 inchi pd sudut kanan bawah gambar berlokasi pd (3,4) Iluminasi maksimum Tdk ada intensitas cahaya Agar mudah dalam implementasi, jumlah terokan biasanya diasumsikan  Perpangkatan dari dua  N = 2 n N = jumlah terokan pd suatu baris/kolom n = bilangan bulat positif Contoh ukuran penerokan: 128 x 128 pixel, 128 x 256 pixel dsb . 5 inchi 5 inchi x y 0 0 Gambar yang diterok 1  ?  ?  ?  ? ?  ?  ?  ?  ? ?  0  ?  ?  ? ?  ?  ?  ?  ? Matriks representasi gambar
Resolusi  (derajat rincian yg dpt dilihat)  spasial   gambar  ditentukan oleh pembagian gambar  menjd ukuran ttt. Smakin kecil ukuran pixel mk semakin tinggi resolusi gambar (gambar semakin halus), krn informasi yg hilang akibat  Pengelompokan derajat  keabuan pd penerokan semakin kecil. Langkah berikutnya adalah  kuantisasi   Kuantisasi  membagi  skala keabuan (0,L) menjadi G buah level yg dinyatakan dgn suatu harga bil integer, biasanya perpangkatan dari 2, G = 2 m ,  G  : derajat keabuan m : bil bulat positif Skala   keabuan   Rentang nilai   keabuan   Pixel Depth 2 1 = 2 nilai   0, 1  1 bit 2 2   0 - 3  2 bit 2 3   0 – 7  3 bit 2 8   0 – 255  8 bit 0 : nilai derajat keabuan terendah dgn warna hitam ? : nilai derajat keabuan tertinggi dgn warna putih Pixel depth : jml bit untuk merepresentasikan nilai keabuan pixel Citra biasanya diasosiasikan dengan  pixel   depth -nya,  Contoh: citra dgn pexel depth 8 bit disebut citra 8-bit atau citra 256 warna
Kebanyakan aplikasi,  citra hitam putih  dikuantisasi pd 256 level shg mbutuhkan  8 bit  untuk representasi setiap pixelnya (G = 256 =2 8 ) Citra biner  dikuantisasi pd dua level saja: level 0 & 1, hy 1 bit utk representasi setiap pixel Besar daerah level keabuan menentukan resolusi kecerahan gambar. Contoh : jk suatu citra 256 x 256 pixel menggunakan  4 bit utk menyimpan  bil bulat mk jml level keabuan hy 16,  jk digunakan  8 bit  ada 256  Contoh:  citra cameramen 256 x 256 pixel dgn efek perbedaan kuantisasi Pixel depth 8 bit = 256 level keabuan Pixel depth 4 bit = 16 level keabuan
Penyimpanan citra digital yg diterok jd N x M pixel & dikuantisasi  jd G = 2 m  level keabuan butuh  memori sebanyak : N x M x m bit Kesimpulan:   Resolusi citra ditentukan oleh  N (atau M) & m, makin tinggi  nilainya makin bagus kualitasnya (semakin halus) mendekati  citra analog Elemen citra digital a.  Brightness  (kecerahan) Nama lain dari intensitas cahaya, dimana tiap pixel dlm citra bkn intensitas riil, namun Merupkan intensitas rata-rata dr suatu area yg melingkupinya. b.  Contrast  (kontras) Sebaran  lightness  (terang) &  darkness  (gelap) dlm suatu citra Jk sebagian besar komposisi citra terang atau sebagian besar gelap mk dikatakan citra tsb kontrasnya rendah. Jk komposisi gelap & terang tersebar merata mk dikatakan kontras citra baik
c.  contour  (kontur) Kontur  :  keadaan yg ditimbulkan oleh perubahan intensitas pd pixel-  pixel  bertetangga   Adanya  perubahan intensitas , mata kita mampu mendeteksi  edge  (tepi) objek dlm citra d.  Color  (warna) Persepsi yg dirasakan oleh  sistem visual manusia terhadap panjang  Gelombang cahaya yg dipantulkan oleh objek. Setiap warna mempunyai panjang gelomban ( λ)  yg berbeda  Merah   λ  paling tinggi Ungu  (violet)  λ  paling rendah Warna yg diterima oleh mata: hasil kombinasi cahaya dgn  λ  Yg berbeda. Kombinasi warna yg memberikan rentang warna paling lebar adalah red,green, blue  (  ) R G B e.  Shape  (bentuk) Properti intrinsik dari objek 3D yg merupakan properti intrinsik utama untuk sistem Visual manusia. Manusia lebih sering mengasosiasikan objek dgn bentuknya drpd Elemen lainnya.
Pada umumnya citra yg dibentuk oleh mata manusia  adalah citra 2D, sedang objek yg dilihat 3D Informasi bentuk objek dpt diekstrak dr citra pd preprocessing dan segmentasi citra f. Texture (tekstur) Dicirikan sbg distribusi spasial dr derajat keabuan di dlm sekumpulan pixel-pixel yg bertetangga. Sebuah pixel tdk dpt didefinisikan sbg tekstur Contoh : citra lantai  lihat jarak dekat , tekstur terbtk oleh penempatan pola-pola rinci yg menyusun tiap ubin Lihat jarak jauh , mk tekstur terbtk oleh penempatan ubin secara keseluruhan
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],-  Komputer  sbg pemroses -  piranti tampilan : mengkonversi matriks intensitas yg merepresentasikan citra ke tampilan yg dpt diinterpretasi oleh manusia, contoh monitor, printer -  Media penyimpan:  sbg penyimpan citra digital, contoh: disk Komponen digitizer Sensor citra sbg pengukur intensitas cahaya Penjelajah utk merekam hasil pengukuran intensitas Pd seluruh bagian citra ADC utk penerokan & kuantisasi

More Related Content

What's hot

Bab 11 citra biner
Bab 11 citra binerBab 11 citra biner
Bab 11 citra binerSyafrizal
 
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra DigitalPertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digitalahmad haidaroh
 
jurnal pengolahan citra
jurnal pengolahan citrajurnal pengolahan citra
jurnal pengolahan citraOvie Poenya
 
Matlabputufahri
MatlabputufahriMatlabputufahri
MatlabputufahrianakBaik
 
Materi 1 Konsep Citra
Materi 1 Konsep CitraMateri 1 Konsep Citra
Materi 1 Konsep Citradedidarwis
 
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLABPengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLABSimesterious TheMaster
 
SEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRON
SEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRONSEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRON
SEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRONTeady Matius
 
Materi Pengantar Pengolahan Citra
Materi Pengantar Pengolahan CitraMateri Pengantar Pengolahan Citra
Materi Pengantar Pengolahan CitraNur Fadli Utomo
 
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalPengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalNur Fadli Utomo
 
Digital image processing
Digital image processingDigital image processing
Digital image processingDefri Tan
 
Pcd topik1 - fundamental
Pcd   topik1 - fundamentalPcd   topik1 - fundamental
Pcd topik1 - fundamentalSyafrizal
 
Bab 8 pendeteksian tepi
Bab 8 pendeteksian tepiBab 8 pendeteksian tepi
Bab 8 pendeteksian tepiSyafrizal
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Abdullah Azzam Al Haqqoni
 
Materi 2 mengenal jenis citra
Materi 2 mengenal jenis citraMateri 2 mengenal jenis citra
Materi 2 mengenal jenis citradedidarwis
 
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan PikselBinarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan PikselTeady Matius
 

What's hot (20)

Bab 11 citra biner
Bab 11 citra binerBab 11 citra biner
Bab 11 citra biner
 
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra DigitalPertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
 
Chap 4_Model Citra
Chap 4_Model CitraChap 4_Model Citra
Chap 4_Model Citra
 
jurnal pengolahan citra
jurnal pengolahan citrajurnal pengolahan citra
jurnal pengolahan citra
 
Matlabputufahri
MatlabputufahriMatlabputufahri
Matlabputufahri
 
Jenis-Jenis Format Citra
Jenis-Jenis Format CitraJenis-Jenis Format Citra
Jenis-Jenis Format Citra
 
Chap 5 peningkatan kualitas citra
Chap 5 peningkatan kualitas citraChap 5 peningkatan kualitas citra
Chap 5 peningkatan kualitas citra
 
Materi 1 Konsep Citra
Materi 1 Konsep CitraMateri 1 Konsep Citra
Materi 1 Konsep Citra
 
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLABPengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
 
SEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRON
SEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRONSEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRON
SEGMENTASI CITRA DENGAN VARIASI RGB DAN ALGORITMA PERCEPTRON
 
Pengolahan Citra digital
Pengolahan Citra digitalPengolahan Citra digital
Pengolahan Citra digital
 
Materi Pengantar Pengolahan Citra
Materi Pengantar Pengolahan CitraMateri Pengantar Pengolahan Citra
Materi Pengantar Pengolahan Citra
 
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalPengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
 
Digital image processing
Digital image processingDigital image processing
Digital image processing
 
Pcd topik1 - fundamental
Pcd   topik1 - fundamentalPcd   topik1 - fundamental
Pcd topik1 - fundamental
 
Bab 8 pendeteksian tepi
Bab 8 pendeteksian tepiBab 8 pendeteksian tepi
Bab 8 pendeteksian tepi
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
 
Materi 2 mengenal jenis citra
Materi 2 mengenal jenis citraMateri 2 mengenal jenis citra
Materi 2 mengenal jenis citra
 
Pcd 2
Pcd 2Pcd 2
Pcd 2
 
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan PikselBinarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
 

Similar to pembentukan citra (pengolahan citra digital)

03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptxnyomans1
 
04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptx04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptxnyomans1
 
01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx
01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx
01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptxGabrielChristian14
 
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptxTEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptxEghiRizky2
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Multimedia 2 image
Multimedia 2   imageMultimedia 2   image
Multimedia 2 imageNani Wulan
 
Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4Sita Anggraeni
 
06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptx06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptxnyomans1
 
Materi 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogramMateri 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogramdedidarwis
 
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptxnyomans1
 
12. jaka putra implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...
12. jaka putra  implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...12. jaka putra  implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...
12. jaka putra implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...ym.ygrex@comp
 
METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN
METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN
METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN agusandreansya
 
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdfPeningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdfAdam Superman
 
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptxnyomans1
 
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSBMateri Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSBAgung Sulistyanto
 

Similar to pembentukan citra (pengolahan citra digital) (20)

03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
 
04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptx04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptx
 
01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx
01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx
01-Pengantar-Pengolahan-Citra-Bag1-2021.pptx
 
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptxTEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
TEORI PENGOLAHAN CITRA.pptx
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Bab 07a
Bab 07aBab 07a
Bab 07a
 
Laporan pcd 01
Laporan pcd 01Laporan pcd 01
Laporan pcd 01
 
Multimedia 2 image
Multimedia 2   imageMultimedia 2   image
Multimedia 2 image
 
Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4
 
06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptx06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptx
 
Chap 3 - Dasar Pengolahan Citra
Chap 3 - Dasar Pengolahan CitraChap 3 - Dasar Pengolahan Citra
Chap 3 - Dasar Pengolahan Citra
 
Bab 07b
Bab 07bBab 07b
Bab 07b
 
Materi 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogramMateri 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogram
 
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
08-Image-Enhancement-Bagian1.pptx
 
12. jaka putra implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...
12. jaka putra  implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...12. jaka putra  implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...
12. jaka putra implementasi histogram equalization untuk perbaikan noise pad...
 
9 pengolahan citra
9   pengolahan citra9   pengolahan citra
9 pengolahan citra
 
METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN
METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN
METODE SEGMENTASI UNTUK ANALISIS CITRA DIGITAL HEAD CT-SCAN
 
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdfPeningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
 
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
 
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSBMateri Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSB
 

More from khaerul azmi

If1282 notasi fungsional
If1282 notasi fungsionalIf1282 notasi fungsional
If1282 notasi fungsionalkhaerul azmi
 
Introduction to testing2
Introduction to testing2Introduction to testing2
Introduction to testing2khaerul azmi
 
Cn if2261 intro tooo
Cn if2261 intro toooCn if2261 intro tooo
Cn if2261 intro toookhaerul azmi
 
Se6162 analysis concept and principles
Se6162 analysis concept and principlesSe6162 analysis concept and principles
Se6162 analysis concept and principleskhaerul azmi
 
Cn 5011 kelemahan sistem relasional
Cn 5011 kelemahan sistem relasionalCn 5011 kelemahan sistem relasional
Cn 5011 kelemahan sistem relasionalkhaerul azmi
 
Design logic&sistem pengkodean
Design logic&sistem pengkodeanDesign logic&sistem pengkodean
Design logic&sistem pengkodeankhaerul azmi
 
Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)
Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)
Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)khaerul azmi
 
Bab 1.1 dan 1.2 pertemuan 1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)
Bab 1.1 dan 1.2  pertemuan  1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)Bab 1.1 dan 1.2  pertemuan  1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)
Bab 1.1 dan 1.2 pertemuan 1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)khaerul azmi
 
Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)
Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)
Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)khaerul azmi
 
Arsitektur komputer
Arsitektur komputerArsitektur komputer
Arsitektur komputerkhaerul azmi
 
Arsitektur komputer
Arsitektur komputerArsitektur komputer
Arsitektur komputerkhaerul azmi
 
Bab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citraBab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citrakhaerul azmi
 
Vii. pemampatan citra
Vii. pemampatan citraVii. pemampatan citra
Vii. pemampatan citrakhaerul azmi
 
Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologiPengembangan teknologi
Pengembangan teknologikhaerul azmi
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfkhaerul azmi
 
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
pengantar pengolahan citra
pengantar pengolahan citrapengantar pengolahan citra
pengantar pengolahan citrakhaerul azmi
 

More from khaerul azmi (19)

If1282 notasi fungsional
If1282 notasi fungsionalIf1282 notasi fungsional
If1282 notasi fungsional
 
Introduction to testing2
Introduction to testing2Introduction to testing2
Introduction to testing2
 
Cn if2261 intro tooo
Cn if2261 intro toooCn if2261 intro tooo
Cn if2261 intro tooo
 
Se6162 analysis concept and principles
Se6162 analysis concept and principlesSe6162 analysis concept and principles
Se6162 analysis concept and principles
 
Cn 5011 kelemahan sistem relasional
Cn 5011 kelemahan sistem relasionalCn 5011 kelemahan sistem relasional
Cn 5011 kelemahan sistem relasional
 
Design logic&sistem pengkodean
Design logic&sistem pengkodeanDesign logic&sistem pengkodean
Design logic&sistem pengkodean
 
Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)
Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)
Pertemuan 3 & 4.evolusi cbis (4)
 
Bab 1.1 dan 1.2 pertemuan 1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)
Bab 1.1 dan 1.2  pertemuan  1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)Bab 1.1 dan 1.2  pertemuan  1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)
Bab 1.1 dan 1.2 pertemuan 1 ke 1 dan 2 ke 3 (1)
 
Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)
Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)
Bab 1. 4 pertemuan 2 ke 3 elemen sistem (3)
 
Arsitektur komputer
Arsitektur komputerArsitektur komputer
Arsitektur komputer
 
Arsitektur komputer
Arsitektur komputerArsitektur komputer
Arsitektur komputer
 
Bab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citraBab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citra
 
Vii. pemampatan citra
Vii. pemampatan citraVii. pemampatan citra
Vii. pemampatan citra
 
Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologiPengembangan teknologi
Pengembangan teknologi
 
Bab v histogram
Bab v histogramBab v histogram
Bab v histogram
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
 
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
 
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
operasi dasar citra (iii) (pengolahan citra digital)
 
pengantar pengolahan citra
pengantar pengolahan citrapengantar pengolahan citra
pengantar pengolahan citra
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

pembentukan citra (pengolahan citra digital)

  • 1. II. PEMBENTUKAN CITRA Model Citra Citra merupakan fungsi malar (kontinyu) dari intensitas cahaya pd bidang 2D. Secara matematis fungsi intensitas cahaya pd bidang 2D disimbolkan dgn f(x,y) (x,y) : koordinat kartesian f(x,y) : intensitas cahaya ( brightness ) pd titik (x,y) CITRA Kontinyu Diskrit Dihasilkan dari sistem optik yg menerima sinyal analog, misal mata manusia & kamera analog Dihasilkan melalui proses digitalisasi citra kontinyu. Bbrp sistem optik dilengkapi fungsi digitalisasi, shg mampu menghasilkan citra diskrit (digital), misal kamera digital & scanner
  • 2. f(x,y) x y Cahaya merupakan energi, shg intensitas cahaya f(x,y) bernilai: 0<= f(x,y) < ∞ f(x,y)= i(x,y) . r(x,y) Dengan, i(x,y): jumlah cahaya yg berasal dari sumbernya ( illumination ), 0<= i(x,y) <∞ r(x,y): derajat kemampuan objek memantulkan cahaya ( reflection ), 0<= r(x,y) <=1 Gbr 2.1 Cara penentuan koordinat titik dlm citra Gbr 2.2 Pembentukan citra Sumber cahaya f(x,y) permukaan normal i(x,y)
  • 3. Contoh nilai i(x,y): a. Cuaca cerah, matahari menghasilkan iluminasi sekitar 9000 foot candles . b. Cuaca mendung atau berawan, matahari menghasilkan iluminasi sekitar 1000 foot candles Contoh nilai r(x,y) a. Benda hitam 0.01 b. Dinding putih 0.8 Intensitas f(x,y) pd gambar hitam putih disebut derajat keabuan (grey level), derajat keabuannya bergerak dari hitam ke putih. Citranya disebut citra hitam-putih (greyscale image) atau monochrome image . Rentang nilai derajat keabuan dari lmin sampai l max L min < f< L max Selang ( l min ,l max ) disebut skala keabuan Karena alasan praktis, ( l min ,l max ) sering digeser jd selang [0, L ] Intensitas 0 = hitam, L = putih dan nilai antara 0 sampai L bergeser dari hitam ke putih
  • 4. Contoh: Citra hitam putih dgn 128 level: skala abu dari 0 sampai 127 atau [0,127]. Citra hhitam-putih = citra satu kanal krn warnanya hy ditentukan oleh satu fungsi intensitas. Citra berwarna = citra spektral, krn warnanya terdiri atas tiga komponen warna yaitu RGB (red, green, blue). Intensitas suatu titik pd citra warna merupakan kombinasi tiga intensitas: Derajat keabuan merah f merah (x,y), hijau f hijau (x,y), dan biru f biru (x,y) Digitalisasi Citra Digitalisasi: representasi citra dari fungsi kontinyu menjadi nilai-nilai diskret. citra yg dihasilkan disebut digital image . Dimensi ukuran dinyatakan tinggi (N) x lebar (M) atau (lebar x panjang). Citra digital dengan L derajat keabuan, fungsinya dpt ditulis sbb: 0 <= x <= M-1 f(x, y) 0 <= y <= N-1 0<= f <= L
  • 5. Citra digital ukuran N (baris) x M (kolom) dinyatakan dgn matriks: f(i,j) : intensitas (derajat keabuan) pd titik (i,j) Tiap elemen citra digital (elemen matriks) disebut image element, picture element atau pixel atau pel Indeks baris i dan kolom j menyatakan koordinat titik pd citra. N x M buah pixel Contoh : citra ukuran 128 x 128 pixel dinyatakan secara numerik dgn matriks, 128 baris (pd indeks i dari 0-127) dan 128 kolom (pd indeks j dari 0-127), contoh: Citra dgn level keabuan 256 f(x,y) = f(0,0) f(0,1) … f(0,M-1) f(1,0) f(1,1) … f(1,M-1) . . … . . . . . . . . . f(N-1,0) f(N-1,1) … f(N-1,M-1) 0 100 100 … 255 1 101 100 … 150 100 200 10 … 100 . . . . . . . . . . . . . . . 200 254 120 140 120
  • 6.
  • 7. x = Dx /M increment y = Dy / N increment N = jumlah maksimum pixel dalam satu kolom M = jumlah maksimum pixel dalam satu baris Dx = lebar gambar (dalam inchi) Dy = tinggi gambar (dalam inchi) Beberapa referensi menggunakan (1,1) ketimbang (0,0) sebagai koordinat elemen pertama di dalam matriks Elemen (i,j) dalam matriks menyatakan rata-rata intensitas cahaya pd area citra yg direpresentasikan oleh pixel. Contoh: citra biner yg hy mempunyai dua derajat keabuan: 0 (hitam) 1 (putih) Suatu gambar yg ukurannya 5 x 5 inchi dinyatakan dalam matriks Ukuran 4 x 5 (4 baris dan 5 kolom).
  • 8. Tiap elemen gambar lebarnya 1 inchi & tingginya 1,25 inchi yang akan diisi dgn Suatu nilai yg tergantung rata-rata intensitas cahaya pd area tsb Area 1 x 1,25 inchi pd sudut kiri atas gambar berlokasi pd (0,0) Area 1 x 1,25 inchi pd sudut kanan bawah gambar berlokasi pd (3,4) Iluminasi maksimum Tdk ada intensitas cahaya Agar mudah dalam implementasi, jumlah terokan biasanya diasumsikan Perpangkatan dari dua N = 2 n N = jumlah terokan pd suatu baris/kolom n = bilangan bulat positif Contoh ukuran penerokan: 128 x 128 pixel, 128 x 256 pixel dsb . 5 inchi 5 inchi x y 0 0 Gambar yang diterok 1 ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 0 ? ? ? ? ? ? ? ? Matriks representasi gambar
  • 9. Resolusi (derajat rincian yg dpt dilihat) spasial gambar ditentukan oleh pembagian gambar menjd ukuran ttt. Smakin kecil ukuran pixel mk semakin tinggi resolusi gambar (gambar semakin halus), krn informasi yg hilang akibat Pengelompokan derajat keabuan pd penerokan semakin kecil. Langkah berikutnya adalah kuantisasi Kuantisasi membagi skala keabuan (0,L) menjadi G buah level yg dinyatakan dgn suatu harga bil integer, biasanya perpangkatan dari 2, G = 2 m , G : derajat keabuan m : bil bulat positif Skala keabuan Rentang nilai keabuan Pixel Depth 2 1 = 2 nilai 0, 1 1 bit 2 2 0 - 3 2 bit 2 3 0 – 7 3 bit 2 8 0 – 255 8 bit 0 : nilai derajat keabuan terendah dgn warna hitam ? : nilai derajat keabuan tertinggi dgn warna putih Pixel depth : jml bit untuk merepresentasikan nilai keabuan pixel Citra biasanya diasosiasikan dengan pixel depth -nya, Contoh: citra dgn pexel depth 8 bit disebut citra 8-bit atau citra 256 warna
  • 10. Kebanyakan aplikasi, citra hitam putih dikuantisasi pd 256 level shg mbutuhkan 8 bit untuk representasi setiap pixelnya (G = 256 =2 8 ) Citra biner dikuantisasi pd dua level saja: level 0 & 1, hy 1 bit utk representasi setiap pixel Besar daerah level keabuan menentukan resolusi kecerahan gambar. Contoh : jk suatu citra 256 x 256 pixel menggunakan 4 bit utk menyimpan bil bulat mk jml level keabuan hy 16, jk digunakan 8 bit ada 256 Contoh: citra cameramen 256 x 256 pixel dgn efek perbedaan kuantisasi Pixel depth 8 bit = 256 level keabuan Pixel depth 4 bit = 16 level keabuan
  • 11. Penyimpanan citra digital yg diterok jd N x M pixel & dikuantisasi jd G = 2 m level keabuan butuh memori sebanyak : N x M x m bit Kesimpulan: Resolusi citra ditentukan oleh N (atau M) & m, makin tinggi nilainya makin bagus kualitasnya (semakin halus) mendekati citra analog Elemen citra digital a. Brightness (kecerahan) Nama lain dari intensitas cahaya, dimana tiap pixel dlm citra bkn intensitas riil, namun Merupkan intensitas rata-rata dr suatu area yg melingkupinya. b. Contrast (kontras) Sebaran lightness (terang) & darkness (gelap) dlm suatu citra Jk sebagian besar komposisi citra terang atau sebagian besar gelap mk dikatakan citra tsb kontrasnya rendah. Jk komposisi gelap & terang tersebar merata mk dikatakan kontras citra baik
  • 12. c. contour (kontur) Kontur : keadaan yg ditimbulkan oleh perubahan intensitas pd pixel- pixel bertetangga Adanya perubahan intensitas , mata kita mampu mendeteksi edge (tepi) objek dlm citra d. Color (warna) Persepsi yg dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang Gelombang cahaya yg dipantulkan oleh objek. Setiap warna mempunyai panjang gelomban ( λ) yg berbeda Merah λ paling tinggi Ungu (violet) λ paling rendah Warna yg diterima oleh mata: hasil kombinasi cahaya dgn λ Yg berbeda. Kombinasi warna yg memberikan rentang warna paling lebar adalah red,green, blue ( ) R G B e. Shape (bentuk) Properti intrinsik dari objek 3D yg merupakan properti intrinsik utama untuk sistem Visual manusia. Manusia lebih sering mengasosiasikan objek dgn bentuknya drpd Elemen lainnya.
  • 13. Pada umumnya citra yg dibentuk oleh mata manusia adalah citra 2D, sedang objek yg dilihat 3D Informasi bentuk objek dpt diekstrak dr citra pd preprocessing dan segmentasi citra f. Texture (tekstur) Dicirikan sbg distribusi spasial dr derajat keabuan di dlm sekumpulan pixel-pixel yg bertetangga. Sebuah pixel tdk dpt didefinisikan sbg tekstur Contoh : citra lantai lihat jarak dekat , tekstur terbtk oleh penempatan pola-pola rinci yg menyusun tiap ubin Lihat jarak jauh , mk tekstur terbtk oleh penempatan ubin secara keseluruhan
  • 14.